Liputan6.com, Jakarta: Bicara soal makanan,
Indonesia bisa dibilang gudangnya makanan yang menerbitkan selera. Cari
santapan mewah nan lezat ada atau
santapan murah dan sederhana, namun hmmm.. tetap menggoyang lidah juga
tersedia. Agar makanan jadi tambah lezat menambahkan campuran penambah
rasa tertentu jadi opsi yang dipilih.
Anda suka pedas atau
sekadar ingin menambahkan rasa menggigit pada makanan biasanya sambal
jadi favorit. Bahkan bagi sebagian orang terutama pecinta makanan pedas
tak lengkap rasanya jika tak menambahkan menu sambal disetiap makanan.
Mau sambal pabrik atau sambal buatan sendiri tinggal pilih.
Untuk jenis makanan tertentu saus sambal dalam kemasan banyak digunakan
terlebih jenis penganan pinggir jalan. Warnanya benar-benar menggugah
selera.
Namun kegemaran masyarakat akan makanan bercita rasa
pedas harus diikuti kehati-hatian. Tak hanya sebabkan gangguan perut
tapi ada bahaya lain mengintai.
Berbekal informasi dari seorang
kerabat tentang peredaran saus sambal berbahaya, tim Sigi belum lama
ini menyambangi salah satu kota di Jawa Tengah. Penelusuran diawali di
salah satu pasar.
Fakta mencurigakan segera didapati. Dibalik
cabe-cabe segar ini terselip cabe yang sudah busuk. Begitu juga
tomat-tomatnya yang sudah busuk tak dibuang tapi tetap dijual, tentu
dengan harga yang sangat miring. Ternyata benar, upaya investigasi tak
sia sia. Kabar adanya pembuatan saus tak sehat berhasil diperoleh.
Pembuatan saus tak sehat ini dilakukan seadanya di rumah berukuran
kecil. Guna mengetahui lebih dekat, tim Sigi berpura-pura sebagai
pembeli dalam partai besar sekaligus mencari tahu proses pembuatan saus
sambal di tempat ini.
Informasi seputar proses pembuatan saus
pelan-pelan mulai mengalir. Adonan saus sambal tersedia di drum-drum
besar. Kemudian hanya dipanaskan di tungku besar.
Proses
pengemasannya juga langsung dilakukan di tempat tersebut, tentu saja
dengan teknologi seadanya. Saus yang telah diproses, dikemas, dan siap
dipasarkan. Sejauh ini belum ditemukan unsur yang melanggar hukum.
Belum berhasil mengungkap produksi saus berbahaya, penelusuran
dilanjutkan ke pembuat saus lainnya. Akhirnya didapati lagi salah
seorang pembuat saus sambal yang diduga hasil produksinya sangat tidak
higienis.
Pedagang tersebut ternyata bersedia buka kartu
bagaimana cara dan trik membuat saus sambal dengan bahan sangat murah.
Sudah bisa ditebak tidak bisa dipertanggungjawabkan kualitasnya bahkan
cenderung tidak sehat dikonsumsi. "Tadinya nggak enak rasanya, tapi
lama-lama banyak yang menyukainya," kata Parmin, pembuat saus.
Bahan baku yang diperlukan didapat dengan mudah di pasar. Cabe, pepaya,
tomat hingga bawang semua dalam kondisi busuk. Masih ada fakta yang
lebih mengerikan. Ia juga menambahkan bahan-bahan kimia berbahaya. Sang
pembuat saus tak kesulitan mendapatkan bahan kimia yang seharusnya tak
dijual bebas.
Tak mau gegabah saus buatannya dimasukkan ke
botol layaknya produk berkualitas baik. Supaya tak berbiaya ia gunakan
botol-botol bekas saus yang dikumpulkan di rongsokan. Sebelum pemrosesan
bahan baku didapati fakta lain yang menjijikkan dari cabe busuk yang
akan diolah.
Dan......dimulailah proses pembuatan saus sambal
yang sangat tidak layak. Buah-buahan yang sudah busuk dihaluskan bukan
dengan mesin tapi dengan diinjak-injak. Agar saus tahan lama adonan
ditambahkan pengawet natrium benzoat.
Supaya berwarna segar dan
menarik pembeli pewarna tekstil pun dihalalkan dicampur ke dalam adonan
saus. Padahal, penggunaan bahan kimia tanpa perhitungan apalagi juga
menggunakannya bukan untuk makanan akan sangat membahayakan.
Supaya tak terlalu kentara ada trik untuk mengelabui konsumen. Agar
hasilnya lebih sempurna adonan disaring supaya saus lebih halus. Dan
agar bau menyengat dari bahan-bahan busuk hilang adonan saus berbahaya
ini dipanaskan. Proses pemanasan dilakukan juga untuk membuat saus ini
lebih kental.
Saus pun siap dikemas. Botol-botol yang dibeli
dari rongsokan jadi pilihan agar saus terlihat meyakinkan meski tanpa
merek. Satu persatu botol diisi penuh dan siap dipasarkan.
Untuk menjual produk saus ini, sang pembuat saus harus berkeliling untuk
menyasar pembeli. Harganya yang murah rupanya jadi daya tarik untuk
pelanggannya. "Dengan modal sedikit saya ingin mendapat keuntungan yang
lebih besar," ujar Parmin.
Supaya lebih mendapat kepastian
bahaya atau tidaknya saus, tim Sigi membawanya ke laboratorium pangan.
Hasilnya mengerikan. Kandungan pengawet di saus ini jauh diatas ambang
batas yang bisa dikonsumsi.
Tidak main-main kandungan benzoat
yang melampaui ambang batas akan berdampak sangat buruk bagi tubuh.
Selain mengandung pengawet yang jauh melampaui ambang batas, hasil uji
teknis laboratorium benar-benar membuktikan fakta ini. Belum lagi dampak
dari ketidakhigienisan proses produksi dan bahan-bahan yang sudah
busuk.
Efek buruk saus yang dibuat ugal-ugalan ini diamini oleh
Dinas Kesehatan. Menurut Niken WH, Kepala Dinkes Kota Semarang, jika
takarannya melebihi efek yang akan dirasakan adalah gangguan fungsi
ginjal.
Namun sayangnya pengawasan soal beredarnya makanan
berbahaya ini tampaknya belum jadi prioritas. Sementara lembaga
pembinaan dan perlindungan konsumen punya komentar tersendiri seputar
peredaran saus berbahaya. Faktanya saus berbahaya terbukti masih beredar
di pasaran.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar